Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis terkait pengaturan judi online dalam hukum positif di Indonesia dan promosi judi online dalam perspektif hukum pidana. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statutory approach) dan pendekatan kasus (case approach). Bahan hukum dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer dan sekunder, yakni berdasarkan berbagai peraturan perundang-undangan serta berbagai jurnal dan tulisan ilmiah lainnya. Teknik pengumpulan bahan hukum adalah dengan mencari pengaturan terkait perjudian online yang diambil dari KUHP dan Undang-Undang Informasi Teknologi dan Elektronik, serta penyertaan. Analisis bahan hukum dalam penelitian ini bersifat kualitatif dilanjutkan dengan metode silogisme. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa didalam pengaturan terkait perjudian online ini terdapat didalam KUHP Lama dan Baru serta Undang-Undang Informasi Teknologi dan Elektronik. Ketiga aturan tersebut mempunyai kesamaan unsur didalamnya, yakni mengatur terkait unsur-unsur yang dapat dikatakan perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak pidana perjudian dan hanya didalam KUHP Lama maupun Baru yang terdapat unsur didalamnya, yaitu “izin” yang seharusnya untuk memberantas seharusnya tidak memperbolehkan izin dalam melakukan perjudian. Kasus promosi judi online yang dilakukan oleh salah satu artis Wulan Guritno dalam perspektif hukum pidana dapat dianggap sebagai turut serta karena adanya kerjasama yang sadar, yaitu medeplegen. Syarat untuk dianggap sebagai medeplegen adalah harus ada kesadaran kerjasama dari setiap pihak.