Penggunaan beton tetap menjadi prioritas dalam konstruksi karena kemudahan penggunaannya. Salah satu variasi teknologi beton yang berkembang adalah beton bubuk reaktif (RPC). Penelitian ini menggunakan pasir kuarsa dan fly ash sebagai zat tambahan dalam pembuatan beton RPC. Fly ash merupakan material pozzolan yang mengandung silika atau aluminosilika. Meski awalnya memiliki sedikit kemampuan pengikatan seperti semen, namun saat terpapar air, fly ash mengalami reaksi kimia dengan kalsium hidroksida, membentuk senyawa dengan sifat-sifat mirip semen. Karena kemampuannya ini, fly ash sering digunakan sebagai pengganti sebagian semen dalam campuran beton, mengurangi limbah fly ash dan emisi CO2 yang dihasilkan dari pembuatan semen. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pasir kuarsa 30%, dan variasi fly ash terhadap nilai ketahanan kejut dan keuletan beton bubuk reaktif mutu tinggi. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimental. Benda uji yang digunakan untuk pengujian ketahanan kejut yaitu berbentuk silinder berdiameter 15 cm dengan tinggi 6 cm menggunakan alat modifikasi Impact Drop Weight sedangkan untuk pengujian keuletan berbentuk balok dengan ukuran 40x10x10 cm menggunakan alat uji Universal Testing Machine. Pengujian dilakukan setelah beton mencapain umur 28 hari. Hasil yang diperoleh dari pengujian ketahanan kejut dan keuletan pada beton bubuk reaktif dengan pasir kuarsa 30?n variasi fly ash 0%; 5%; 10%; 15%; 20%; dan 25?rturut-turut sebesar 4,37 kNmm; 5,46 kNmm; 6,61 kNmm; 6,41 kNmm; 6,02 kNmm; dan 5,58 kNmm untuk keuletan. Sementara itu, untuk ketahanan kejut pada kondisi runtuh total secara berturut-turut adalah 32.976,32 Joule; 36.375,48 Joule; 48.647,79 Joule; 43.144,38 Joule; 39.921,80 Joule; dan 38.582,73Joule.