Bakteri Streptococcus mutans merupakan salah satu bakteri yang bersifat patogen pada mulut, penyebab adanya plak, ginggivitis (radang gusi), denture stomatitis, dan karies. Penggunaan obat untuk infeksi pada rongga mulut dan gigi biasanya dengan obat kumur chlorhexidine gluconate. Chlorhexidine memberikan bakteriostatik pada kadar 0,2-1% dan bersifat bakterisida pada kadar 0,4-1,6%  namun chlorhexidine berbahan dasar klorin yang bersifat racun. Pisang raja merupakan tanaman yang dimanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi sehingga menghasilkan limbah kulit. Kulit pisang tersebut mengandung senyawa fitokimia yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri Streptococcus mutans.
Ekstrak kulit pisang raja didapatkan secara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Konsentrasi ekstrak kulit pisang yang digunakan yaitu 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% dengan pelarut dimetilsukfosida (DMSO). Kontrol positif berupa antiseptik chlorhexidin 0,2%, sedangkan kontrol negatif yang digunakan berupa DMSO. Uji antibakteri dengan metode difusi agar dengan kertas cakram. Identifikasi jenis senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri dilakukan analisis menggunakan metode skrining fitokimia.
Ekstrak kulit pisang raja menghasilkan diameter daya hambat sebesar 7-9 mm terhadap Streptococcus mutans dan tergolong sedang dibandingkan chlorhexidin. Ekstrak kulit pisang raja mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, terpenoid dan saponin.

Kata kunci : ekstrak etanol kulit pisang raja, senyawa antibakteri, Streptococcus mutans