Sekretariat Daerah adalah unsur pembantu pimpinan pemerintah daerah, yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris daerah bertugas membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan Lembaga teknis daerah. Sekretariat Daerah memiliki salah satu bagian yang berfungsi sebagai pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan oleh bidang pengadaan barang dan jasa yaitu pengadaan melalui E-Purchasing dengan media E-Katalog. Dalam mewujudkan pengadaan barang dan jasa yang optimal maka bagian pengadaan barang dan jasa mengoptimalkan E-Purchasing dengan media E-Katalog sebagai sistem pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kabupaten Karanganyar. Tujuan dari pengamatan ini untuk mengetahui sistem informasi manajemen pengadaan barang dan jasa dengan metode e-purchasing di Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar dan kendala yang dialami selama proses pengadaan. 

Jenis pengamatan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah observasi berperan, yakni dengan menjelaskan peristiwa atau kegiatan dari data dan informasi yang penulis dapatkan selama kegiatan. Melalui observasi berperan tersebut, penulis ikut serta dalam setiap proses pengadaan barang dan jasa dari awal hingga akhir. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Kegiatan tersebut dimulai dari tahapan klarifikasi teknis, pemilihan opsi pengiriman, negosiasi harga, surat pesanan, pembatalan surat pesanan, pengiriman, serah terima pekerjaan, penilaian kinerja penyedia katalog elektronik, dan pembayaran. Keberlangsungan sistem didukung oleh komponen sistem informasi manajemen yang terdiri dari: 1) Hardware, 2) Software, 3) Brainware, 4) Procedure, 5) Database, dan 6) Network. Hasil dari pengamatan yang dilakukan penulis adalah proses sistem informasi manajemen pengadaan barang dan jasa di Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar berjalan dengan baik. Selain itu ditemukan kendala pada proses pengadaan barang dan jasa yakni adanya error pada aplikasi, penyedia memasukkan produk tidak sesuai dengan tahapan, penyedia tidak bisa belanja karena produk dibekukan, dan penyedia kurang memahami tentang e-purchasing.