Dewi Fatmawati. K4220026. Pembimbing I: Dr. Astiana Ajeng Rahadini, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Prima Veronika, S.Pd., M.Pd. ANALISIS MAKNA SIMBOLIK TOPENG LAN NILAI MORAL SAJRONE CRITA RAKYAT DONGKREK KABUPATEN MADIUN SARTA GAYUTANE ING MATERI AJAR BASA JAWA SMP. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2024.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan (1) makna simbolik topeng dongkrek Kabupaten Madiun, (2) nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Dongkrek Kabupaten Madiun, serta (3) relevansi hasil penelitian nilai moral cerita rakyat Dongkrek sebagai materi ajar bahasa Jawa di SMP. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotik. Data penelitian ini adalah topeng dongkrek, data lisan cerita rakyat Dongkrek, dan kutipan dari cerita rakyat Dongkrek. Sumber data pada penelitian ini adalah dokumen (modul ajar, teori dan arsip yang relevan), serta informan (seniman dongkrek, guru bahasa Jawa, dan murid kelas VII). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber lan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan yaitu mereduksi data, menyajikan data, serta menarik kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, masing-masing topeng dongkrek memiliki makna simbolik yang dapat diklasifikasikan berdasarkan ikon, indeks, dan simbol sesuai dengan wujud visual topeng berupa bentuk, tekstur, ukuran, serta warna. Kedua, nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Dongkrek ini adalah nilai moral individual meliputi sifat percaya diri, mempunyai tekad, rendah hati, dan bertanggung jawab. Nilai moral sosial meliputi rasa peduli terhadap sesama, musyawarah, tolong menolong, gotong royong, serta patuh pada orang tua. Kemudian nilai moral religi, seperti mempunyai niat yang kuat untuk berdoa pada Tuhan, mendekatkan diri dan percaya atas kuasa-Nya, serta melaksanakan doa bersama. Ketiga, hasil penelitian ini relevan dijadikan materi ajar bahasa Jawa di SMP karena sesuai dengan kurikulum yang digunakan serta memiliki prinsip kriteria materi ajar yang baik seperti prinsip relevansi, prinsip kecukupan, dan bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa yang digunakan siswa.