Rumah Pengasingan Bung Karno Bengkulu merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki nilai signifikan dalam sejarah Indonesia karena menjadi tempat tinggal sementara bagi Presiden Indonesia Pertama yaitu Ir. Soekarno, selama menjalani masa pengasingannya sebagai tahanan politik pada tahun 1938-1942. Sekarang bangunan ini telah menjadi objek wisata sejarah yang menarik perhatian wisatawan dan pengunjung yang tertarik dengan warisan budaya Indonesia. Namun, tantangan konservasi terhadap bangunan bersejarah ini menjadi semakin penting dalam memastikan keberlanjutan objek wisata sejarah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek visual dan spasial dari Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu. Analisis karakteristik visual dan spasial menjadi penting karena elemen-elemen seperti distribusi ruang, proporsi, bentuk, tekstur, dan warna berkontribusi terhadap identitas dan kualitas estetika bangunan. Selain itu, evaluasi karakter spasial dan visual diperlukan untuk menilai sejauh mana upaya konservasi yang telah dilakukan mempertahankan keaslian bangunan sesuai prinsip-prinsip pelestarian. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi langsung, analisis dokumentasi, dan evaluatif. Data dikumpulkan melalui studi literatur terkait, survey lapangan, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu memiliki gaya Indische Empire Style yang memadukan unsur budaya Belanda dan Tionghoa, baik pada elemen visual maupun spasialnya. Rumah Pengasingan Bung Karno juga telah memenuhi beberapa kriteria yang diatur dalam Piagam Burra dan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Prinsip pelestarian, seperti pemeliharaan keaslian bentuk, struktur, dan elemen visual, telah diterapkan dengan intervensi minimal untuk menjaga integritas bangunan.