HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DAN FREKUENSI

KEJANG   DENGAN KUALITAS HIDUP PADA ANAK EPILEPSI

Lima Halimah, Fadhilah Tia Nur, Muhammad Riza

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta

Latar belakang. Kualitas hidup anak epilepsi dipengaruhi berbagai hal antara lain gangguan tidur, frekuensi kejang, onset usia, dan jumlah obat anti epilepsi yang digunakan. Gangguan tidur dan frekuensi kejang merupakan salah satu aspek epilepsi terbesar yang berpengaruh terhadap kualitas hidup dari penderita epilepsi

Tujuan. Menganalisis hubungan antara gangguan tidur dan frekuensi kejang dengan kualitas hidup pada anak epilepsi

Metode. Penelitian potong lintang dilakukan pada 52 anak berusia 6-18 tahun dengan diagnosis epilepsi di poliklinik anak RSUD Dr. Moewardi pada bulan September-Desember 2024. Analisis menggunakan SPSS 25. Nilai p<0> secara statistik

Hasil. Sebagian besar pasien adalah perempuan (51.92%) dengan usia median 11.5 tahun. Analisis bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara gangguan tidur dengan kualitas hidup (OR = 3.152; p= 0.001), frekuensi kejang dengan kualitas hidup (OR = 10.4; p =0.001), onset usia dengan kualitas hidup (OR = 1.00; p =0.036), dan jumlah obat anti epilepsi dengan kualitas hidup (OR = 5.88; p =0.005). Analisis multivariat mengonfirmasi bahwa frekuensi kejang memiliki hubungan paling kuat terhadap kaulitas hidup dibandingkan variabel yang lain (OR = 8.37; p =0.001)

Kesimpulan. Terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan tidur dan frekuensi kejang terhadap kualitas hidup anak dengan epilepsi. Kecukupan tidur dan frekuensi kejang mempengaruhi dalam kualitas hidup yang dinilai dari aspek fisik, kognitif, emosional dan sosial

Kata kunci: Epilepsi, Gangguan tidur, Frekuensi kejang, Kualitas hidup