Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan, (1) penggunaan diksi dalam antologi puisi Jangan Mati Sebelum Berguna karya Fitri Nganthi Wani, (2) penggunaan gaya bahasa dalam antologi puisi Jangan Mati Sebelum Berguna karya Fitri Nganthi Wani, (3) penggunaan citraan dalam antologi puisi Jangan Mati Sebelum Berguna karya Fitri Nganthi Wani, (4) muatan nilai pendidikan karakter dalam antologi puisi Jangan Mati Sebelum Berguna karya Fitri Nganthi Wani, (5) pemanfaatan diksi, gaya bahasa, dan imaji sebagai materi ajar sastra Bahasa Indonesia jenjang Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan stilistika. Metode pengumpulan data melibatkan analisis dokumen, yaitu antologi puisi Jangan Mati Sebelum Berguna sebagai data primer, dan wawancara dengan informan, yakni guru Bahasa Indonesia dan peserta didik kelas XI Sekolah Menengah Atas sebagai data sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Untuk menjamin validitas data, penelitian ini mengimplementasikan triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Analisis data menggunakan teknik analisis mengalir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan diksi sapaan khas dan nama diri mendominasi dalam antologi ini. Pemilihan diksi tersebut berfungsi sebagai strategi stilistika yang memperkuat identitas pengarang sekaligus membangun kedekatan emosional dengan pembaca. Gaya bahasa asonansi ditemukan sebagai bentuk stilistika yang paling menonjol dibandingkan gaya bahasa lain karena kemampuannya menciptakan musikalitas yang lembut dan ritmis dalam puisi. Selain itu, citraan penglihatan merupakan jenis imaji yang paling dominan, mencerminkan kecenderungan penyair dalam menyampaikan pengalaman konkret secara visual dan imajinatif. Dari aspek nilai pendidikan karakter, puisi-puisi dalam antologi ini banyak memuat nilai religius dan peduli sosial, yang mencerminkan kesadaran spiritual dan tanggung jawab kemanusiaan penyair terhadap realitas sosial. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa, antologi puisi ini dinilai relevan untuk dijadikan sebagai materi ajar karena memiliki unsur kebahasaan yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa SMA, serta mengandung nilai-nilai karakter yang dapat diinternalisasikan dalam pembelajaran. Dengan demikian, antologi Jangan Mati Sebelum Berguna layak dimanfaatkan dalam pembelajaran sastra di SMA, khususnya untuk mencapai capaian pembelajaran elemen menyimak dan menulis dalam Kurikulum Merdeka.