Industri bulu mata palsu merupakan kontributor utama pasar ekspor Indonesia, dengan PT XYZ menghadapi tantangan rantai pasokan seperti keterlambatan pengiriman, fluktuasi harga bahan baku, dan koordinasi antar divisi yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja rantai pasokan PT XYZ menggunakan model Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Data dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner, dan catatan perusahaan, mengidentifikasi 17 indikator kinerja utama (KPI) di lima proses SCOR: Plan, Source, Make, Deliver, dan Return. AHP digunakan untuk menetapkan bobot pada KPI ini, diikuti oleh normalisasi menggunakan metode Snorm de Boer untuk menstandardisasi skor kinerja. Rantai pasokan mendapat skor 89,93 (“Baik”). Enam KPI, termasuk Akurasi Perkiraan, Akurasi Perencanaan Bahan Baku, dan Kepatuhan terhadap Jadwal Produksi. Peningkatan yang direkomendasikan meliputi penerapan Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) untuk akurasi perencanaan yang lebih baik dan Value Stream Mapping (VSM) untuk mengoptimalkan proses produksi dan pengiriman.