Indonesia menghadapi tantangan kesenjangan pembangunan antar wilayah yang ditandai oleh perbedaan sosial-ekonomi antar wilayah. Pemerintah perlu mencari solusi untuk mengatasi tantangan ini, yang memerlukan upaya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian menggunakan analisis cluster diperlukan untuk menentukan wilayah mana yang perlu diprioritaskan sebagai fokus pembangunan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan kabupaten/kota di Sumatra dan Jawa berdasarkan indikator sosial-ekonomi menggunakan metode Gaussian Mixture Model (GMM). Pulau Sumatra dan Jawa dipilih karena mencakup 77% populasi Indonesia dan memiliki variasi sosial-ekonomi yang tinggi. Data yang digunakan meliputi Indeks Pembangunan Manusia, tingkat kemiskinan,  Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), dan kepadatan penduduk. Proses analisis meliputi standarisasi data, penentuan jumlah kluster optimal menggunakan Bayesian Information Criterion (BIC), dan pemodelan menggunakan GMM dengan algoritma Expectation-Maximization (EM). Hasil penelitian menunjukkan tiga kluster utama: (1) cluster yang digolongkan daerah rural produktif yang ditandai dengan karakteristik IPM tinggi, kepadatan penduduk rendah, dan TPT rendah, namun tingkat kemiskinan tinggi dan TPAK tinggi, didominasi oleh wilayah Sumatra; (2) cluster yang digolongkan daerah metropolitan maju dengan karakteristik IPM sangat tinggi dan kepadatan penduduk tinggi, tetapi TPAK rendah, dan tingkat kemiskinan rendah, didominasi oleh wilayah Jawa; dan (3) cluster yang digolongkan daerah perkotaan berkembang dengan karakteristik IPM tinggi, TPT menengah, dan kepadatan penduduk menengah, tetapi TPAK tinggi dan tingkat kemiskinan tinggi. Studi ini memberikan wawasan berharga untuk merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih terarah dan berkelanjutan.