Perbedaan volume pekerjaan antara dokumen kontrak dan kondisi aktual di lapangan merupakan salah satu penyebab utama terjadinya Contract Change Order (CCO), yang berisiko menimbulkan pembengkakan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan volume pekerjaan struktur dan biaya antara hasil analisis Building Information Modeling (BIM) menggunakan aplikasi Autodesk Revit, dengan yang tercantum dalam dokumen kontrak (MC.0 dan CCO 3) pada Proyek Rumah Susun Universitas Sriwijaya. Model 3D dibangun berdasarkan gambar as built, dan Quantity Take-Off (QTO) diekstraksi untuk elemen struktur utama.Penelitian ini menggunakan metode komparatif kuantitatif untuk mengukur deviasi volume antara model BIM dan dokumen kontrak. Hasil perbandingan menunjukkan deviasi volume antara Revit dan CCO 3 sebesar 1,60% untuk pekerjaan pembetonan dan -18,85% untuk pekerjaan pembesian. Konversi deviasi volume tersebut ke nilai rupiah menunjukkan adanya potensi kelebihan pembayaran (overpricing) sebesar Rp 332.257.053,09. Analisis mendalam mengungkap bahwa deviasi ini bersumber dari kombinasi kesalahan prosedural seperti inkonsistensi data dimensi, lingkup pekerjaan yang tidak lengkap dalam dokumen kontrak, serta perbedaan metodologis fundamental dalam aturan perhitungan volume. Dengan ketelitian berbasis geometri aktual, Revit berhasil menangkap elemen yang terlewat dan mengoreksi ketidakakuratan volume yang disebabkan oleh perbedaan cara hitung tersebut.Penelitian ini menyimpulkan bahwa BIM berperan penting sebagai alat validasi objektif dalam proses evaluasi CCO dan direkomendasikan untuk diintegrasikan ke dalam sistem pengendalian kontrak proyek konstruksi nasional.