Perkembangan teknologi digital mendorong transformasi layanan publik dan perbankan, termasuk dalam pencairan dana pensiun. Meskipunaplikasi digital telah disediakan, penerapannya belum berjalan optimal,terutama bagi nasabah lanjut usia yang memiliki keterbatasan literasiteknologi dan masih menggunakan layanan tatap muka. Kondisi iniberdampak pada meningkatnya beban layanan, khususnya pada awal bulanketika volume transaksi mengalami kenaikan signifikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis prosedur pelayanan pencairan dana pensiun serta mengidentifikasi kendala yang dihadapi di PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906, Tbk Kantor Cabang Pembantu Karanganyar sebagai mitra pembayaran PT Taspen (Persero) dan PT Asabri (Persero). Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui observasi selama kegiatan magang dan analisis data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awal bulan jumlah kunjungan nasabah pensiunan mencapai 70–90 orang per hari, sedangkan teller yang tersedia hanya satu orang sehingga menyebabkan antrean panjang dan waktu tunggu tinggi. Selain itu, sebagian besar nasabah lanjut usia belum menggunakan layanan digital karena keterbatasan pemahaman teknologi serta preferensi pada layanan tatap muka. Penelitian menyimpulkan bahwa pelayanan pencairan dana pensiun memerlukan strategi yang inklusif dan adaptif, disertai peningkatan jumlah serta kapasitas sumber daya manusia untuk mendukung efektivitas pelayanan dan kepuasan nasabah pensiunan.