Susu segar memiliki kandungan gizi tinggi namun memiliki kelemahan dalam hal umur simpan dan dapat menyebabkan intoleransi laktosa bagi sebagian konsumen. Proses fermentasi menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan menghasilkan produk yogurt yang bersifat probiotik. Namun, yogurt pada umumnya memiliki kekurangan dari segi rasa dan nilai gizi seperti kandungan antioksidan dan vitamin C yang rendah. Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) memiliki kandungan vitamin C dan antioksidan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk yogurt inovatif dengan penambahan sari buah naga merah serta mengkaji karakteristik fisik (pH dan total padatan terlarut), kimia (aktivitas antioksidan, vitamin C dan protein) dan aspek kelayakan usaha. Penelitian dilakukan dengan empat formulasi konsentrasi sari buah naga (0%, 20%, 30%, dan 40%) menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Hasil uji fisik pada yogurt pada perlakuan F2, F3, dan F4 menunjukkan pH 4,00. Sedangkan pada perlakuan F1 memperoleh nilai 3,00. Selain itu pengujian total padatan terlarut pada perlakuan F1 memperoleh hasil 33 °Brix, F2 dan F3 memperoleh hasil 34°Brix, dan perlakuan F4 memperoleh hasil 35 °Brix. Sementara itu, hasil uji kimia menunjukkan bahwa formulasi yang sama menghasilkan aktivitas antioksidan pada perlakuan F1 13,63%, F2 4,98%, F3 14,03%, dan F4 17,274%, kadar vitamin C pada perlakuan F1 13,63%, F2 4,98%, F3 14,03%, dan F4 17,274%, sedangkan kadar protein pada perlakuan F1 4,73%, F2 4,34%, F3 4,20?n F4 4,14%.Hasil uji total bakteri asam laktat (BAL) pada yogurt menunjukkan 2,5 × 10⁸ CFU/ml, 3,3 × 10⁸ CFU/ml, 5,0 × 10⁸ CFU/ml dan 9,4 × 10⁸ CFU/ml. Selain itu, dari segi ekonomi, yogurt sari buah naga merah terbukti layak dikembangkan dikarenakan nilai B/C Ratio pada seluruh perlakuan menunjukkan nilai >1 yakni pada perlakuan F1 memperoleh hasil 1,18, F2 1,21, F3 1,18 dan F4 1,32.