Usaha peternakan kambing di Indonesia umumnya masih dijalankan secara tradisional dan bersifat sambilan oleh petani, sehingga produktivitas ternak dan pendapatan peternak relatif rendah. Salah satu kendala utama adalah rendahnya penerapan manajemen pemeliharaan yang baik. Kandank D’Mumtaz, sebuah peternakan yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menjadi objek dalam pembuatan laporan ini karena fokus usahanya pada pemeliharaan Kambing Peranakan Etawa (PE) yang memiliki potensi ekonomis tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen pemeliharaan yang diterapkan serta menganalisis kelayakan usaha pemeliharaan kambing PE di Kandank D’Mumtaz. Metode yang digunakan meliputi observasi langsung, wawancara dengan pemilik dan pekerja peternakan, serta pengumpulan data sekunder dari literatur relevan. Data dianalisis secara deskriptif dan finansial untuk mengukur produktivitas dan efisiensi usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kambing PE yang dipelihara memiliki rata-rata (PBBH) sebesar 0,1 kg, (FCR) sebesar 8,62, dan (FCG) sebesar Rp18.069. Usaha ini berhasil menjual 83 ekor kambing dan menghasilkan 15 ton pupuk kandang dalam satu tahun. Analisis finansial menunjukkan bahwa usaha ini memiliki (BEP) sebesar Rp102.920.652, (BCR) sebesar 1,71, serta Payback Period selama 6 tahun. Kesimpulan dari laporan ini adalah bahwa manajemen pemeliharaan di Kandank D’Mumtaz sudah baik dan usaha peternakan kambing layak untuk dijalankan.