Aulia Dewantari, K4221016, Pembimbing : Dr. Favorita Kurwidaria, S.S., M.Hum, BENTUK, MAKNA, LAN FUNGSI LELEWANING BASA SAJRONING SESORAH ADAT MANTEN ING KABUPATEN PATI SARTA GEGAYUTANE MINANGKA BAHAN AJAR PASINAON BASA JAWA SMP, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk,makna, dan fungsi gaya bahasa dalam pidato adat pernikahan di Kabupaten Pati serta bagaimana relevansinya sebagai bahan ajar pembelajaran Bahasa Jawa di SMP. Dalam menganalisis gaya bahasa dalam pidato adat pernikahan, penelitian ini menggunakan pendekatan stilistika yang juga didukung oleh teori dari Wales. Metodhe yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif karena metode ini sesuai untuk menjelaskan data berupa tuturan-tuturan lisan yang kaya akan makna dan tidak bisa diukur dengan angka. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi,, dan wawancara. Dalam mengambil subjek penelitian, peneliti menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan kriteria tertentu untuk mencari informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Peneliti dalam menganalisis data menggunakan teori Spradley yang berupa analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema kultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pidato adat pernikahan ini mengandung beraneka gaya bahasa di setiap prosesinya. Pidato adat pernikahan terdiri dari prosesi Ndhodhog Lawang, Atur  Tinangsulan, Pambagyaharja, Atur Pasrah Lamaran, dan Ular-Ular. Gaya bahasa yang ditemukan didukung diksi dan bahasa figuratif. Gaya diksi dibedakan berdasarkan bentuk yaitu tembung kawi, dan berdasarkan makna yaitu tembung entar, tembung saroja, dan sinonimi. Sedangkan bahasa figuratif terdiri dari simile, metafora, litotes, hiperbola, dan antitetis. Makna yang terkandung dalam pidato adat pernikahan menggambarkan pelajaran, harapan, doa, serta nilai moral dan sosial. Fungsi penggunaan gaya bahasa terdiri dari fungsi internal dan kontekstual. Berdasarkan hasil analisis, pidato adat pernikahan di Kabupaten Pati ini sesuai dan relevan apabila dijadikan alternatif bahan ajar pembelajaran bahasa Jawa di SMP, khususnya di materi sesorah. Alasannya yaitu karena pidato ini selalu ada di kehidupan sehari-hari,jadi guru dapat menggunakan untuk tambahan bahan ajar yang diambil dari budaya daerah setempat, dan siswa bisa mengetahui dan memahami budayanya sendiri. Selain itu, penelitian ini juga menjadi sarana melestarikan kebudayaan lokal karena didokumentasikan, dijelaskan dan diangkat kembali praktik tuturan tradisional yang mulai luntur di masyarakat.