Penelitian ini membahas tentang perubahan Gunung Tidar di kota Magelang dari objek wisata religi menjadi kebun raya, serta implikasi perubahan fungsi tersebut terhadap aspek sosial, budaya, dan ekologis. Gunung Tidar yang secara historis dikenal sebagai pusat spiritual “Pakuning Tanah Jawa”, kini memiliki peran ganda sebagai pusat konservasi keanekaragaman hayati dan edukasi lingkungan. Dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif studi kasus, penelitian ini menggali perubahan paradigma, dinamika pengelolaan yang melibatkan berbagai aktor, serta tantangan dan peluang yang muncul dari integrasi fungsi religi dan konservasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan ini telah mendorong adaptasi sosial yang signifikan di kalangan masyarakat, ditandai dengan mengembangkan kegiatan ekonomi dan peningkatan interaksi dengan pihak pengelola. Meskipun demikian, optimalisasi fungsi kebun raya menghadapi tantangan dalam hal implementasi penuh kelima fungsinya dan menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dengan pelestarian nilai budaya serta keberlanjutan lingkungan. Studi ini menemukan bahwa praktik pelestarian budaya lokal berjalan secara dinamis, selaras dengan teori adaptasi budaya, dan bahwa integrasi wisata religi dengan fungsi kebun raya menjadi kekuatan unik Gunung Tidar. Penelitian ini merekomendasikan penguatan identitas lokal, pengelolaan terpadu melalui kolaborasi lintas sektor, inovasi promosi, serta penyusunan kebijakan yang partisipatif untuk memastikan keberlanjutan Gunung Tidar sebagai destinasi multifungsi yang selaras antara nilai spiritual, ekologi, dan ekonomi.