Abstrak. Salah satu fenomena yang marak terjadi adalah tindak kejahatan terkait kekerasan seksual terhadap anak. Anak mempunyai kemampuan fisik, mental dan sosial yang masih terbatas untuk mengatasi berbagai resiko dan bahaya tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui program rehabilitasi anak korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh Yayasan Kakak serta hubungan anak korban dengan Yayasan Kakak dalam rehabilitasi tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus. Teori yang digunakan adalah teori fungsionalisme struktural Merton dengan konsep fungsi, disfungsi, fungsi manifes, dan fungsi laten. Dalam teori fungsionalisme struktural menjelaskan terkait suatu fungsi yang berjalan dan disfungsi pada suatu lembaga sosial. Data dikumpulkan dengan wawancara, obeservasi dan dokumentasi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.Untuk menguji kebenaran data menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data yang digunakan meliputi pengorganisasian data, pembacaan dan memoing, mendeskripsikan serta mengklasifikasikan data menjadi kode dan tema, manafsirkan data dan menyajikan data dengan memvisualkan data berupa tabel, bagan, dan matriks.
Hasil penelitian menunjukan serangkaian program rehabilitasi anak oleh Yayasan Kakak yaitu Capacity Building, pelatihan dasar, dan Temu Penguatan Anak dan Keluarga (TEPAK). Dalam melakukan rehabilitasi anak korban kekerasan seksual dibutuhkan relasi atau jaringan yang melibatkan lembaga sosial yang lain diantaranya Pos Pelayanan Terpadu (PPT), Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Surakarta (PTPAS), serta keluarga korban itu sendiri. Dalam hubungan tersebut dapat dikatakan fungsional karena dari hubungan tersebut timbul konsekuensi positif bagi anak korban. Yayasan Kakak memberikan apa yang menjadi kebutuhan si anak korban yang direhabilitasi pasca terjadinya kekerasan seksual terhadap anak tersebut diantaranya diberikanya terapi mental kepada anak melalui metode-metode yang sudah dilakukan oleh Yayasan Kakak sesuai dengan kapasitas dan kategori anak tersebut sehingga anak bisa menjalankan kehidupan sosial di masyarakatnya kembali.