Abstrak

Daun salam merupakan tanaman obat yang bermanfaat untuk kesehatan, seperti antidiabetes, antihipertensi, antikolesterol, antioksidan dengan IC50 36,6169 ?g/mL. Senyawa yang banyak berperan dalam aktifitas farmakologi daun salam adalah flavonoid, dimana tidak kurang dari 0,40% b/b dihitung sebagai kuersetin yang memiliki kelarutan rendah dalam air dan bioavailabilitas rendah. Solusi untuk mengatasi hal tersebut, dalam penelitian ini ekstrak kloroform daun salam dengan olive oil, Tween 80, dan PEG 400 diformulasikan menjadi sediaan SNEDDS yang homogen, jernih dan stabil serta mengetahui karakteristik kejernihan, extract loading, waktu emulsifikasi dalam AGF. Olive oil mengandung asam oleat (long chain fatty acid) yang sesuai untuk formulasi sediaan SNEDDS. Tween 80, dan PEG 400 yang digunakan dalam formulasi ini ditentukan dengan metode Simplex Lattice Design. Respon yang diuji terhadap 8 formula yaitu tingkat kejernihan emulsi yang diukur menggunakan spektrofotometer UV/Vis pada panjang gelombang 650 nm, waktu emulsifikasi dalam cairan lambung buatan, serta stabilitas SNEDDS. SNEDDS hasil optimasi kemudian dikarakterisasi diameter, distribusi ukuran tetesan, dan potensial zeta setelah diemulsifikasikan.
SNEDDS ekstrak kloroform daun salam menghasilkan emulsi yang homogen dan jernih dengan nilai transmitan 92,4933±0,50817% dan waktu emulsifikasi 6,3333±0,57735 detik dalam media AGF, serta stabil setelah proses sentrifugasi maupun dalam suhu 4oC dan 45oC selama 6 siklus penyimpanan. Komposisi optimum SNEDDS ekstrak daun salam terdiri dari 81,8532% Tween 80, 8,1468% PEG 400, dan 10% olive oil yang dapat membawa ekstrak daun salam 250,0 mg/5,0 gram sistemnya, dimana menghasilkan emulsi berdiameter 12,1 nm, nilai polydespersity index 0,543, dan potensial zeta – 15,3 mV.

Kata Kunci : Ekstrak kloroform daun salam, SNEDDS, olive oil