Latar Belakang : Makan pagi sangat penting bagi setiap orang untuk mengawali aktivitas sepanjang hari dan bertujuan memenuhi kebutuhan gizi di pagi hari serta bermanfaat dalam menstabilkan kadar glukosa darah, dan mencegah dehidrasi setelah puasa sepanjang malam. Sebanyak 69,9% anak Indonesia belum mengonsumsi makan pagi yang sesuai dengan anjuran gizi seimbang. Menunda makan pagi sering dikaitkan dengan kekurangan zat gizi dalam tubuh di pagi hari, meningkatkan risiko malnutrisi, dan mengakibatkan konsumsi makanan yang berlebihan di waktu makan lain sehingga menyebabkan obesitas. Cadangan energi yang rendah yang disebabkan melewatkan makan pagi akan berdampak pada produktivitas dan prestasi belajar pada anak sekolah sebagai akibat dari kekurangan gizi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan pendekatan studi potong lintang (cross sectional). Penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu Food Recall 24 jam dan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pola kebiasaan makan pagi subjek penelitian. Untuk mengetahui status gizi, digunakkan indeks masa tubuh (IMT) berdasarkan usia menggunakan aplikasi WHO Antro-Plus. Untuk mengukur kebugaran jasmani akan digunakan pengukuran langsung menggunakan harvad step test. Hasil : Hasil uji analisis Spearman didapatkan hubungan positif yang bermakna (p= 0,006) antara kebiasaan makan pagi dan status gizi dengan korelasi negatif yang lemah (-0,34), tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan pagi dengan kebugaran jasmani. Kesimpulan : Kebiasaan makan pagi pada anak memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi dengan korelasi negatif yang lemah dan tidak memiliki hubungan positif yang bermakna dengan kebugaran jasmani

Kata Kunci : Kebiasaan Makan pagi, Kebugaran Jasmani, Status Gizi.