Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu komorbid yang umum ditemui pada pasien infark miokard akut (IMA). Anemia dapat menyebabkan suplai oksigen ke miokard semakin sedikit sehingga dapat memperburuk iskemia bahkan infark miokard. Selain itu, IMA sendiri dapat menyebabkan terjadinya anemia selama di rawat di rumah sakit, yang dapat terjadi karena efek dari sitokin inflamasi. Hal ini telah terbukti dapat menyebabkan meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas, memperburuk prognosis, dan kondisi klinis pada pasien IMA. Saat ini, fasilitas kesehatan dan rumah sakit diharapkan untuk mengurangi pengeluaran dan mempersingkat lama rawat inap pasien Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dan lama rawat inap pada pasien dengan IMA.

Metode : Penelitian analitik observasional ini menggunakan pendekatan potong lintang. Subjek penelitian diambil menggunakan metode purposive sampling sebanyak 68 pasien IMA dengan anemia dan 89 pasien IMA tanpa anemia yang di rawat dari Januari 2018 – Januari 2019. Data yang diperlukan diperoleh dari rekam medis pasien Rumah Sakit Dr. Moewardi. Lama rawat inap sebagai variabel terikat serta status anemia sebagai variabel bebas dianalisis dengan uji  Mann-Whitney.

Hasil : Dari hasil uji hipotesis non-parametrik didapatkan hasil yang signifikan antara anemia dan lama rawat inap (p = 0,006). Median lama rawat inap pasien IMA tanpa anemia adalah 5 hari (Q1: 3; Q3: 7) (CI 95% 5-6), sedangkan pada pasien IMA dengan anemia adalah 6 hari (Q1: 3;Q3: 9) (CI 95% 5-7). Pasien IMA dengan anemia cenderung berusia tua (?65 tahun) (p = 0,016) dan memiliki komorbid penyakit ginjal (p < 0>

Simpulan : Anemia pada pasien IMA dapat memperpanjang lama rawat inap, terutama pada pasien yang lebih tua (?65 tahun) dan memiliki komorbid penyakit ginjal.

Kata Kunci : Anemia, Infark Miokard Akut, Lama Rawat Inap