Lupus  Eritematosus  Sistemik  merupakan penyakit autoimun yang dapat bermanifestasi ke organ manapun. Nefritis lupus merupakan salah satu bentuk manifestasi lupus pada organ ginjal. Prevalensinya yang cukup banyak dan mempunyai morbiditas yang sangat tinggi. Moringa oleifera atau yang sering kita kenal dengan Kelor merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia, dengan manfaat yang sangat banyak terkandung pada tanaman tersebut. Salah satunya sebagai anti inflamasi. Terapi standar yang sudah ada saat ini adalah methylprednisolon.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adakah perbedaan Moringaoleifera (daun kelor) dibanding metilprednisolon terhadap kadar antibodi dsDNApada mencit model lupus dengan induksi pristan.

Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan subjekpenelitian 28 ekor mencit betina yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif,kelompok terapi Moringa oleifera (MO), dan kelompok terapi metilprednisolon (MP). Kami melakukan metode post-test only control group design. Tiap kelompok kemudian akan dilakukan pengecekan anti dsDNAyang kemudian akan dibandingkan dan dianalisa secara statistic menggunakan uji parametrik Anova dengan batas kemaknaan : nilai P bermakna jika p<0>

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Kelor dapat menurunkan kadar antibody anti ds DNA dan tidak terdapat pengaruh perbedaan antara terapi ekstrak daun kelor dan methylprednisolon. Pada kelompok kontrol positif (sehat) rata-rata 19.54 +1.59, kemudian pada kelompok kontrol negatif (pristan) rata-rata 25.62 +2.98, pada kelompok Moringa oleifera (Terapi MO) rata-rata 20.57 +1.54, dan kelompok metilprednisolon (MP) rata-rata 20.41 +1.55

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh daun Moringa oleifera (daun kelor) dibanding metilprednisolon terhadap kadar anti ds DNA pada mencit model lupus dengan induksi pristan

Kata kunci :  Lupus, Moringa oleifera, metilprednisolon, anti ds DNA