Abstrak

Ketidakadilan gender bukan suatu hal yang baru diperbincangkan di masyarakat. Ketidakadilan gender masih cukup banyak terjadi terutama pada perempuan. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender tersebut beragam, salah satunya adalah kekerasan. Isu mengenai ketidakadilan gender juga sering diangkat dalam film, seperti film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Dalam film tersebut terdapat sejumlah pesan yang ingin disampaikan pada khalayak (penonton). Pesan tersebut dapat memiliki beberapa makna yang dapat diungkap menggunakan analisis wacana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana wacana ketidakadilan gender dalam bentuk kekerasan yang dialami perempuan Sumba yang digambarkan dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak.
Film menjadi salah satu media komunikasi massa, karena pada film terdapat pesan yang ingin disampaikan pada khalayak secara luas. Pesan menjadi bagian penting dari kajian ilmu komunikasi, sebab tujuan utama dari sebuah komunikasi adalah untuk menyampaikan pesan. Teori bahasa dan gender dalam tradisi sosiokultural digunakan dalam penelitian ini.
    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana Sara Mills. Teknik analisis Sara Mills menggunakan dua konsep, yaitu adanya posisi subjek-objek dan posisi pembaca. Data yang dianalisis disini merupakan beberapa scene dalam film yang memiliki unsur bentuk kekerasan terhadap perempuan.
    Temuan atau hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana bentuk ketidakadilan gender dalam bentuk kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan tersebut dibagi menjadi empat, pertama kekerasan fisik dalam bentuk tamparan oleh suami terhadap istrinya. Kedua, kekerasan psikologis yang ditunjukkan dengan pelecehan secara verbal atau hinaan. Ketiga, kekerasan seksual dalam bentuk perkosaan. Terakhir, kekerasan finansial yang dapat dilihat dengan adanya perampokan. Selain itu posisi subjek dalam film ini ditempati oleh tokoh laki-laki (Markus dan Umbu) dan objeknya adalah tokoh perempuan (Marlina dan Novi). Posisi subjek-objek tersebut kemudian menggambarkan bagaimana posisi pembaca (penonton). Pembaca diposisikan untuk menaruh simpati pada objek yang diceritakan.

Kata Kunci : Film, Ketidakadilan Gender, Kekerasan, Analisis Wacana