Abstrak

Kesetaraan dan pemerataan pendidikan merupakan hak setiap orang, termasuk anak usia dini. Bukan hanya untuk anak yang mampu berkembang sesuai usianya, tetapi juga bagi mereka yang berkebutuhan khusus. Kekhawatiran yang sering muncul dalam masyarakat akan keberadaan anak berkebutuhan khusus sering membuat mereka membatasi pergaulan anak-anak tersebut atau bahkan mengabaikan hak-hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak.  Padahal setiap anak haruslah memiliki bekal kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan agar dapat menyelesaikan persoalan yang mereka temui dan menghadapi tantangan hidup, terlebih bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Akan tetapi ada pula orang tua ataupun keluarga dari ABK yang menginginkan adanya perlakuan khusus bagi ABK. Di sinilah peran guru sangat penting dalam memberi bimbingan dan pengarahan yang tepat sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak serta mendampingi orang tua maupun ABK agar tujuan pembelajaran tercapai dan harapan orang tuapun dapat terpenuhi.
    Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa-siswi ABK atau berkebutuhan khusus dalam rangka meningkatkan kemandirian belajar di TK Kristen Beta Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara indepth interview, observasi pasif, dan studi dokumen dengan 5 guru guru TK Kristen Beta. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.
    Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi guru terhadap anak berkebutuhan khusus untuk mengembangkan kemandirian belajar anak adalah dengan memahami kondisi anak berkebutuhan khusus terlebih dahulu, melakukan pendampingan ketika belajar di kelas, pengulangan materi yang disampaikan, dan menggunakan klip video sebagai media paling efektif mengembangkan kemandirian belajar anak berkebutuhan khusus.

Kata Kunci : strategi komunikasi, anak berkebutuhan khusus, kemandirian belajar