Beberapa profesi membutuhkan personal brand yang kuat, salah satunya adalah penyiar radio. Personal brand diperlukan sebagai pembeda dengan pesaing dan eksistensi (di dunia entertainment). Selain melalui siaran radio, untuk membentuk personal brand, penyiar radio dapat memanfaatkan berbagai media, salah satunya adalah podcast. Adanya perbedaan karakter yang dibawakan oleh penyiar radio saat melakukan siaran radio (air personality) dan membawakan sebuah podcast mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana strategi personal branding yang dilakukan oleh penyiar radio sekaligus podcaster melalui media podcast pada platform Spotify.
Peneliti menggunakan teori pembentukan personal brand dari Peter Montoya. Peneliti menggunakan teori tersebut karena teori tersebut menjelaskan secara detail bagaimana proses membentuk sebuah personal brand melalui 8 (delapan) tahapan, yaitu: spesialisasi, kepemimpinan, kepribadian, perbedaan, terlihat, kesatuan, keteguhan, dan nama baik. Selain itu, beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini juga menggunakan teori yang sama.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik snowball sampling, di mana sampel yang muka-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel tersebut akan memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, hingga sampel semakin banyak. Peneliti mewawancarai 3 (tiga) penyiar radio yang juga seorang podcaster di Kota Solo sebagai data utama, serta mewawancarai 6 (enam) pendengar dari masing-masing podcast sebagai data pendukung. Peneliti mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis secara sistematis data tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan ketiga penyiar radio memiliki cara yang berbeda dalam menunjukkan ciri khas personal brand pada podcast masing-masing. Namun, ketiga penyiar radio sekaligus podcaster memiliki kendala yang sama dalam hal konsistensi yang membuat poin “terlihat” dalam teori personal branding Peter Montoya tidak terpenuhi.

Kata kunci: Personal Branding, Penyiar Radio, Podcast, Podcaster, Strategi.