Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: (1) Latar belakang pembangunan jalur kereta api Srandakan-Sewugalur, (2) Pengaruh sosial adanya jalur kereta api Srandakan-Sewugalur bagi masyarakat Adikarto 1915-1943, (3) Pengaruh ekonomi adanya jalur kereta api Srandakan-Sewugalur bagi masyarakat Adikarto 1915-1943.

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga menggunakan metode penelitian sejarah, yang meliputi langkah heuristik atau pengumpulan sumber yang sesuai dengan tema penelitian, kritik sumber yang terdiri dari kritik sumber intern dan kritik sumber ekstern, interpretasi data atau penafsiran data, dan tahap terakhir yaitu historiografi atau penulisan. Dalam penelitian ini pengumpulan sumber diperoleh dari studi sumber arsip dan studi pustaka yang kemudian dilakukan analisis terhadap kebenaran dan keaslian sumber dan selanjutnya dilakukan penafsiran pada sumber dan dilakukan penyusunan dan penulisan secara kronologis. Dalam penyusunan penelitian digunakan pendekatan sosiologis dan ekonomi sebagai ilmu bantu ilmu sejarah.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa latar belakang dibangunnya jalur kereta api Srandakan-Sewugalur merupakan dampak dari berkembangnya industri gula di wilayah Hindia Belanda khususnya di wilayah Yogyakarta. Jalur kereta api Srandakan-Sewugalur dibangun untuk mengatasi masalah pengangkutan hasil produksi dari Pabrik Gula Sewugalur untuk dapat diangkut menuju pelabuhan di Semarang. Berkembangnya transportasi kereta api di wilayah Adikarto membawa dampak bagi kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat Adikarto, seperti mudahnya mobilitas penduduk, berkembangnya Permukiman penduduk, berkembangnya pendidikan, hingga mengembangkan aktivitas perekonomian di pasar wilayah Adikarto pada kurun waktu 1915-1943.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa hadirnya transportasi kereta api di wilayah Adikarto memberikan kemudahaan bagi masyarakat Adikarto untuk dapat melakukan mobilitas sosial antar wilayah, berkembangnya kawasan Permukiman dan berbagai fasilitas publik seperti halte yang menunjang aktivitas masyarakat, serta berkembangnya pendidikan dengan dibangunnya berbagai sekolah di Adikarto. Kegiatan dagang di pasar juga meningkat dengan dibangunnya halte di dekat pasar yang memudahkan pengangkutan barang dagang. Krisis Malaiseyang mengakibatkan bangkrutnya Pabrik Gula Sewugalur menjadi titik menurunnya intensitas penggunaan kereta api di wilayah Adikarto