ABSTRAK

Yosi Erlanitasari NIM. S231808026. “KOMUNIKASI KONSULTAN PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU (PLUT) DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) JAMU (Studi  Kasus  Komunikasi  Konsultan  Pusat  Layanan  Usaha  Terpadu  Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Mandiri Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah)”. Pembimbing I Prof. Dr. Mahendra Wijaya, M.S. Pembimbing II Dr. Andre N Rahmanto, S.Sos., M.Si. Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2021.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya pemberdayaan UMKM, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo membuat program pendirian Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Koperasi dan UMKM (KUMKM) Mandiri Kabupaten Sukoharjo yang menyediakan konsultan pendamping dengan tugasnya mendampingi pelaku UMKM untuk memberikan alternatif solusi dari masalah yang dihadapi pelaku UMKM.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus dimana pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Dilakukan di PLUT KUMKM Mandiri Kabupaten Sukoharjo. 
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui penerapan komunikasi pemberdayaan dan pembangunan, (2) adaptasi interaksi dan (3) akomodasi komunikasi yang dilakukan oleh konsultan PLUT saat mendampingi pelaku UMKM jamu dalam upaya pemberdayaan. 

Hasil dari penelitian ini menunjukkan pola komunikasi yang terjalin antara konsultan PLUT KUMKM Mandiri Sukoharjo dengan pelaku UMKM jamu dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Terlebih lagi setelah muncul pandemi Covid-19. Konsultan PLUT juga melakukan adaptasi tertentu saat melakukan konunikasi dan interaksi dengan pelaku UMKM jamu. Hal itu dikarenakan setiap pelaku UMKM jamu yang didampingi memiliki karakter tersendiri. Ada yang mau terbuka tentang kondisi usahanya, namun ada juga yang tidak terbuka. Adaptasi tersebut berjalan dan berhasil  karena setiap pesan atau informasi yang disampaikan oleh konsultan PLUT sudah diakomodasi dengan normatif oleh pelaku UMKM jamu. Hal itu terbukti usaha jamu pelaku UMKM yang didampingi semakin maju. Baik dari sisi modal, produksi, kelembagaan (perizinan), dan juga sisi pemasaran.