Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo merupakan salah satu kawasan yang ditujukan untuk penelitian dengan kondisi hutan yang masih cukup terjaga kelestariannya. Beberapa pendataan hayati pada kawasan ini telah dilakukan, namun data mengenai jamur Agaricales belum pernah terlaporkan. Agaricales adalah ordo jamur dengan anggota yang besar dalam Divisi Basidiomycota dan memiliki berbagai peran penting baik dalam ekosistem maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pemanfaatan secara komersial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keanekaragaman spesies jamur Agaricales yang ada di KHDTK Gunung Bromo.

Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2020-Mei 2021 di KHDTK Gunung Bromo dan Laboratorium Biologi FMIPA UNS. Koleksi dilakukan secara purposive sampling pada lima area hutan, di antaranya adalah area hutan heterogen, mahoni, sonokeling, pinus, dan ladang. Setiap area ditentukan jalur sejauh 200 meter dengan melakukan observasi ke kanan dan ke kiri sejauh 10 meter pada kawasan representatif. Jamur yang ditemukan dikarakterisasi menggunakan karakter makroskopis dan mikroskopisnya. Karakter makroskopis yang diamati antara lain pileus (tudung buah), lamellae, dan stipe (batang buah) meliputi karakter ukuran, bentuk, warna, tekstur, konsistensi, dan ciri khusus lainnya. Karakter mikroskopis yang diamati meliputi bentuk, ukuran, warna, dan reaksi kimia amiloiditas menggunakan reagen Melzer’s pada basidiospora, basidia, basidioles, cystidia, hifa, pellis/korteks, dan trama. Data keanekaragaman spesies jamur yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

Spesies jamur yang ditemukan terdiri atas 72 spesies yang berasal dari 27 genus dan 15 famili. Tiga famili yang memiliki komposisi spesies terbesar di antaranya adalah Marasmiaceae, Psathyrellaceae, dan Agaricaceae. Keanekaragaman spesies jamur di KHDTK Gunung Bromo termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai H’= 3,327; R= 9,958; E= 0,778.