Rencana pemerintah Indonesia untuk lebih fokus pada infrastruktur merupakan peluang bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia khususnya di bidang konstruksi. Joko Widodo, demikian Presiden Republik Indonesia menyatakan, meski berbagai pertimbangan, pemerintah memutuskan untuk fokus pada pembangunan infrastruktur pada 2015. Adanya proyek konstruksi skala besar, BUMN di bidang konstruksi berupaya mencapai struktur permodalan yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji peran biaya keagenan terhadap hubungan antara struktur modal dan kinerja perusahaan.

Penelitian ini Menggunakan 63 pengamatan dari 7 BUMN Indonesia di sektor konstruksi untuk periode 2010-2019. Analisis Regresi Berganda dan Analisis Regresi Moderasi digunakan untuk menguji peran moderasi biaya keagenan terhadap hubungan antara struktur modal dan kinerja perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal memiliki pengaruh campuran terhadap kinerja perusahaan. DEBT berpengaruh negatif terhadap ROA, sedangkan DEBT tidak berpengaruh terhadap ROE. Selanjutnya, biaya keagenan memoderasi hubungan antara struktur modal dan kinerja perusahaan. Rerata struktur modal dan kinerja sebelum dan selama era Joko Widodo dianalisis menggunakan uji-t. Perbedaan signifikan ditemukan antara kelompok sebelum dan selama era Joko Widodo. Hasil ini menunjukkan bahwa struktur permodalan dan kinerja BUMN berubah mengikuti kebijakan pembangunan infrastruktur.

Penelitian ini memberikan pengayaan lebih lanjut terkait masalah inkonsistensi hubungan antara struktur modal dan kinerja perusahaan dalam kerangka agency cost hypothesis. Selain itu, penelitian ini memberikan gambaran mengenai struktur permodalan yang optimal khususnya bagi BUMN di sektor konstruksi di Indonesia.