Jahe merah dengan kandungan unggulan 6-shogaol, 6-gingerol, dan gingerdion banyak digunakan sebagai obat tradisional yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan memiliki permintaan pasar yang tinggi. Pemenuhan permintaan pasar akan jahe merah dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi budidaya yang optimal dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan substitusi pupuk NPK dengan pupuk organik yang memberikan hasil yang lebih baik. Penelitian dilaksanakan di Pelem, Wonorejo, Jatiyoso, Karanganyar, Indonesia pada bulan Maret sampai Juli 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor, lima taraf, 5 ulangan yaitu D0 (100% NPK). , D1 (75% NPK + 25% pupuk organik), D2 (50% NPK + 50% pupuk organik), D3 (25% NPK + 75% pupuk organik), dan D4 (100% pupuk organik). Analisis data menggunakan variansi kontras ortogonal (uji F 5%) untuk mendapatkan perbedaan antara pemupukan organik dengan pupuk lain, serta perbedaan antara dosis substitusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan D2 memberikan pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi berupa jumlah daun, jumlah batang per rumpun, dan biomassa. Pemupukan D3 memberikan hasil per petak yang lebih tinggi berupa ketebalan rimpang, bobot segar (1,4 ton ha-1), dan bobot simpan rimpang (1,2 ton ha-1). Pemupukan 100% organik berpengaruh terhadap hasil bobot segar dan bobot simpan per rumpun yang lebih tinggi.