Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk dan makna komodifikasi agama Islam dalam konten kampanye pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 yang diunggah melalui akun Instagram @jokowi.amin. Peneliti mengambil pendekatan ekonomi politik dengan menggunakan teori komodifikasi, khususnya komodifikasi isi atau konten untuk menganalisis konten kampanye pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin di Instagram yang mengandung muatan agama sebagai propaganda politik. Penulis memiliki asumsi bahwa politik identitas berbasis agama telah digunakan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai strategi kampanye politik. Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim membuat penggunaan narasi dan simbol agama dalam strategi kampanye terbukti efektif untuk menarik simpati khalayak dan menaikkan elektabilitas politik. Para elit politik semakin sering melakukan praktik komodifikasi dengan menggunakan narasi dan simbol agama Islam dalam kampanye politik termasuk di Pilpres 2019. Permasalahan muncul ketika praktik komodifikasi agama dalam kontestasi politik nyatanya justru menimbulkan berbagai permasalahan di masyarakat seperti situasi yang tidak kondusif, perpecahan dan intoleransi yang membuat hilangnya marwah demokrasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Analisis dilakukan dalam tiga dimensi yaitu teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unggahan konten kampanye pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin mengandung unsur komodifikasi agama Islam. Peneliti menemukan 11 unggahan yang mengandung unsur komodifikasi nilai-nilai keislaman di akun Instagram @jokowi.amin. Dalam dimensi teks peneliti menemukan empat macam bentuk komodifikasi agama Islam yaitu penggunaan istilah keagamaan, atribut keagamaan, ritual keagamaan dan tokoh agama. Pada dimensi praktik wacana peneliti menemukan bahwa penggunaan unsur agama Islam pada proses produksi mempengaruhi tanggapan khalayak pada proses konsumsi teks. Terdapat tiga kelompok masyarakat yang memberikan tanggapan pada unggahan yaitu pendukung pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin, pembenci pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin dan masyarakat netral. Sedangkan pada dimensi sosiokultural peneliti mengungkapkan bahwa menguatnya populisme islam di Indonesia dan situasi yang ada ketika masa kampanye di Pilpres 2019 juga memiliki andil dalam terjadinya praktik komodifikasi agama Islam.

Kata kunci: kampanye politik, komodifikasi konten, komodifikasi agama Islam, analisis wacana kritis, Norman Fairclough