Vinil merupakan salah satu jenis kulit sintesis yang biasa digunakan sebagai bahan dalam pembuatan kerajinan. Biasanya bahan ini digunakan dalam pembuatan kerajinan tas, pembungkus frame, box tisu, box make up dan lain sebagainya. Salah satu rumah produksi yang menggunakan vinil sebagai bahan utama dalam pembuatan kerajinan tersebut adalah Fahmi Handycraft Jogja yang beralamat di Ngentak RT 05, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Adanya produksi kerajinan berbahan vinil dengan jumlah yang banyak membuat rumah produksi ini juga menghasilkan limbah vinil dengan kapasitas yang banyak pula.  Limbah ini berwujud potongan-potongan vinil berbagai ukuran dengan bentuk yang tak beraturan. Keberadaan limbah ini menjadi latar belakang bagi penulis dalam melakukan perancangan pembuatan vest berbahan limbah vinil.

Perancangan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang lebih memiliki nilai jual. Pemanfaatan limbah vinil yang digabungkan dengan teknik kekriyaan berupa rajut dan sulam payet menjadi sebuah vest diharapkan mampu meningkatkan nilai jual dari limbah vinil ini. Selain itu tampilan visualnya yang berbeda dari vest pada umumnya diharapkan mampu memberikan warna baru dalam dunia kerajinan vinil maupun dunia fashion saat ini.

Perancangan ini dilakukan dalam proses yang bertahap selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gustami yang dimulai dari eksplorasi perancangan dan diakhiri dengan perwujudan karya. Hasil perancangan berupa outer dengan jenis vest/ rompi yang menggabungkan dua teknik kekriyaan berupa rajut dan sulam payet. Vest ini digunakan sebagai pelengkap berbusana untuk luaran baju yang dapat menampilkan berbagai kesan baik kesan formal maupun semi-formal.