Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa diatas normal. Kondisi ini, umumnya menyebabkan beberapa gangguan metabolisme di dalam tubuh salah satunya adalah kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase. Terapi menggunakan minyak ikan patin dan herba sambiloto diduga dapat memperbaiki fungsi metabolisme tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi minyak ikan patin dan ekstrak etanol sambiloto terhadap kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase pada model tikus diabetes. Hewan uji tikus jantan galur wistar sebanyak 30 ekor digunakan dalam penelitian ini yang dibagi dalam 6 kelompok (5 ekor setiap kelompok). Kelompok tersebut antara lain: kontrol normal (tanpa perlakuan), kontrol negatif (Corn Oil dengan diabetes), metformin sebagai kontrol diabetes (120 mg/KgBB), dosis I (Minyak ikan patin 1000 mg/KgBB), dosis II (Minyak ikan patin 1000 mg/KgB + ekstrak sambiloto 200 mg/KgBB), dosis III (Minyak ikan patin 1000 mg/KgB + ekstrak sambiloto 400 mg/KgBB). Sebelum perlakuan, tikus diinduksi menggunakan streptozotocin dosis 50 mg/kg BB (tikus dengan kadar glukosa darah lebih dari 180 mg/dl dijadikan model diabetes). Berat badan diamati setiap minggu selama 1 bulan dan kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase diukur pada minggu kedua dan keempat. Data yang diperoleh diuji statistik menggunakan metode One Way ANOVA dan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi minyak ikan patin (Pangasius djambal) dan ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) ness) efektif menghambat kenaikan kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase pada tikus model diabetes yang diinduksi streptozotocin. Namun, pemberian kombinasi minyak ikan patin dan ekstrak herba sambiloto tidak memberikan efek yang lebih baik dalam menghambat peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase jika dibandingkan dengan minyak ikan patin tungggal.