KARTIKA CAHYANINGTYAS, S352008020, 2022, ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH DI DESA/KELURAHAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI (Studi kasus jual beli tanah antara almarhum Mulrejo alias Simpar dengan Pawira).

Tesis: Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Penelitian ini bertujuan menganalisis terkait keabsahan dari perjanjian yang dibuat almarhum Mulrejo alias Simpar dengan Pawira dan penyelesaian sengketa jual beli tanah antara oleh ahli waris dari Mulrejo alias Simpar dengan Pawira melalui proses negosiasi. Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan sifat deskriptif dan pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti melakukan penelitian dengan mengambil lokasi di Desa/Kelurahan Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah merupakan lokasi dari rumah dari Bayan yang bernama Tri Joko Mohammad yang menjadi tempat dilakukan negosiasi. Jenis data primer dengan wawancara dan data sekunder didapatkan dari buku serta jurnal. Sumber data penelitian primer dengan wawancara serta sumber data penelitian sekunder peraturan perundang-undangan yang terdiri dari Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Teknik analisis menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini adalah perjanjian yang ditunjukkan oleh Pawira terdari dari 3 perjanjian yang dibuat dibawah tangan, yang mana satu perjanjian yang dibuat dibawah tangan tertanggal 10 Maret 2011 termasuk perjanjian yang batal demi hukum karena ada unsur syarat perjanjian yang belum terpenuhi berupa unsur suatu hal tertentu. Hal tersebut yang membuat adanya proses penyelesaian sengketa terkait perjanjian jual beli tanah yang dibuat di bawah tangan tertanggal 10 Maret 2011, yang mana pilihan penyelesaian dengan non-litigasi (diluar pengadilan berupa negosiasi.  Penyelesaian tersebut sudah mencerminkan keadilan karena telah adanya kesepakatan bagi para pihak yang bersengketa dengan dibuktikan adanya Surat Kesepakatan Pembagian Tanah pada tanggal 19 April 2021, walaupun porsentasi pembagian tanah tersebut terdapat belum belum mewujudkan proposional terhadap para pihak khususnya dari ahli waris dari Mulrejo alias Simpar dan Pawira.