Latar belakang:

Fibrosis merupakan salah satu kerusakan jaringan paru akibat infeksi TB. Matrix metalloproteinase merupakan penanda hayati non sputum yang berhubungan dengan jumlah kavitas penderita tuberkulosis dan fibrosis paru. Uji DLCO merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui difusi paru dan fibrosis menurunkan kapasitas difusi paru. Pembentukan fibrosis paru berpengaruh terhadap kapasitas latihan. Penelitian ini berupaya mengetahui hubungan antara kapasitas difusi dan kapasitas latihan serta hubungannya dengan kadar MMP-1, dan gambaran foto toraks pasien.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, cross sectional. Penelitian dilakukan di RS UNS, dengan total sampling. Dilakukan penilaian fungsi paru kapasitas difusi dengan uji DLCO dan kapasitas latihan dengan uji jalan 6 menit, pemeriksaan kadar MMP-1 serum, dan evaluasi radiologis dengan foto toraks. Analisis data dengan program SPSS 22.0 for Windows dengan menggunakan korelasi Pearson’s dan Spearman’s.

Hasil: Tiga puluh empat penderita TB yang dinyatakan sembuh dalam waktu satu tahun terakhir terlibat dalam penelitian. Jenis kelamin laki-laki terbanyak sebesar 21 pasien dengan rata-rata umur 41,65 tahun. Tidak didapatkan hubungan antara kadar MMP-1 serum dengan kapasitas difusi (R: -0,127, p=0,475) dan gambaran foto toraks fibrosis dengan kapasitas difusi (R: -0,159, p=0,371). Terdapat hubungan antara kadar MMP-1 serum dengan kapasitas Latihan (R: -0,509, p=0,002) dan gambaran foto toraks fibrosis dengan kapasitas latihan (R: -0,505, p=0,002).

Simpulan: Kadar MMP-1 serum dan gambaran gambaran foto toraks fibrosis tidak berhubungan dengan kapasitas difusi, namun berhubungan dengan kapasitas latihan.