Bheti Yuliana Fitrianingsih, 2022, Tesis. Hubungan antara Kadar Transforming Growth Factor Beta 1 dan Gambaran Fibrosis terhadap Kapasitas Difusi dan Kapasitas Latihan pada Penyintas COVID-19 di RS UNS. Pembimbing I: Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K), FISR; Pembimbing II: Hendrastutik Apriningsih, dr., Sp.P(K), M.Kes. Program Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

RINGKASAN

HUBUNGAN ANTARA KADAR TRANSFORMING GROWTH FACTOR ?1 DAN GAMBARAN FIBROSIS TERHADAP KAPASITAS DIFUSI DAN KAPASITAS LATIHAN PADA PENYINTAS COVID-19 DI RS UNS

Bheti Yuliana Fitrianingsih, Reviono, Hendrastutik Apriningsih

Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta/RS dr. Moewardi Surakarta

Latar belakang:

COVID-19 telah menjadi pandemi di seluruh dunia dengan manifestasi klinis yang bervariasi serta dapat menyebabkan gejala persisten pascainfeksi. Gangguan fungsi paru dan abnormalitas radiologis menjadi perhatian pada penyintas COVID-19 dengan adanya kemungkinan fibrosis paru pasca COVID-19. Data sekuel pneumonia COVID-19 terhadap fungsi paru dan petanda hayati fibrosis di Indonesia sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan menilai hubungan antara kadar TGF-?1 dan gambaran fibrosis terhadap kapasitas difusi dan kapasitas latihan pada penyintas COVID-1.

Metode: Penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang dilakukan pada penyintas COVID-19 yang dirawat di RS UNS periode dari Januari 2022 sampai Februari 2022. Sampel dipilih secara random sampling. Dilakukan penilaian fungsi paru kapasitas difusi dengan metode DLCO dan kapasitas latihan dengan uji jalan 6 menit, pemeriksaan kadar TGF-?1 serum, dan evaluasi radiologis dengan foto toraks dan dilanjutkan MSCT toraks non kontras bila mengarah ke fibrosis.

Hasil: Tiga puluh penyintas COVID-19 terlibat dalam penelitian ini dengan rincian 11 kelompok berat dan 19 kelompok tidak berat. Gangguan difusi didapatkan pada 24 (80%) subjek; gambaran fibrosis didapatkan pada 7 (23,3%) subjek. Kelompok derajat berat mempunyai rerata kadar TGF-?1 serum yang lebih tinggi secara signifikan dibanding kelompok tidak berat (247,90 +28,0 vs 200,98 +60,66 pg/dl, p=0,008), dan median DLCO % prediksi yang lebih rendah (51 (33-125) vs 71 (48-90), p=0,005). Tidak didapatkan hubungan antara kapasitas difusi dengan kadar TGF-?1 (r=0,179; p=0,345) maupun gambaran fibrosis (r=0,057; p=0,765), namun didapatkan hubungan signifikan antara kapasitas latihan dengan kadar TGF-?1 (r=-0,402; p=0,028) dan gambaran fibrosis (r=0,609; p=0,001).

Simpulan: Kadar TGF-?1 serum dan gambaran fibrosis tidak berhubungan dengan kapasitas difusi, namun berkorelasi dengan kapasitas latihan. Kelompok derajat berat mempunyai kadar TGF-?1 serum yang lebih tinggi dan hasil DLCO % prediksi yang lebih rendah secara signifikan dibanding kelompok tidak berat.