Memasuki tahun ajaran 2021/2022, pembelajaran masih secara daring atau Belajar dari Rumah (BDR). Pelaksanaan pembelajaran ini memerlukan peran aktif orang tua dalam mendampingi anak belajar. Selama pendampingan, orang tua menghadapi berbagai tantangan hingga multi peran. Penelitian ini melihat bagaimana pemenuhan kebutuhan bagi ibu selama pendampingan BdR. Alasan penelitian ini mengacu pada ibu dikarenakan realita di lapangan menunjukkan bahwa pendampingan dan pengasuhan anak didominasi oleh perempuan atau ibu. Sesuai studi dari Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud dalam Survei Pelaksanaan Pembelajaran dari Rumah dalam Masa Pencegahan COVID-19 Tahun 2020, sekitar 66,7% pendampingan masih didominasi oleh ibu. Sedangkan pada waktu yang sama, peran ibu tidak hanya pada ranah reproduktif . Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan sampel, yaitu purposive sampling pada ibu yang melakukan pendampingan BdR di TK ABA Nomporejo II. Sampel yang digunakan sebanyak tujuh ibu/wali siswa dan dua guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan, yaitu teknik analisis interaktif dengan menggunakan teori analisis gender Model Moser.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis gender ibu selama mendampingi BdR dilihat dalam peran produktif, reproduktif dan sosial. Pada peran produktif, pemenuhan akan kebutuhan praktis meliputi pemenuhan akan fasilitas BdR, kemudahan akses bahan ajar, dan kebutuhan akan waktu bagi ibu yang diperlukan selama pendampingan. Sedangkan pada kebutuhan strategis pada peran produktif ini, yaitu pada kebutuhan support pasangan untuk menjalankan segala peran produktif. Dalam peran reproduktif, kebutuhan praktis gender ibu terlihat pada kelancaran komunikasi antara orang tua dengan guru maupun dengan sesama orang tua. Selain itu, dalam kebutuhan strategis ini diperlukan edukasi bagi orang tua agar mengetahui metode belajar yang sesuai bagi siswa dan mampu menjadi partner guru di rumah. Keterbatasan aktivitas dan interaksi pada masa pandemi Covid-19 membuat pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis pada peran sosial tidak mampu dilakukan dengan baik.