Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang potensial menjadi penopang dalam mendorong pertumbuhan perkonomian Indonesia. Akan tetapi, saat ini motivasi dan minat generasi muda terhadap kegiatan pertanian relatif rendah, seperti yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo tahun 2020, diketahui bahwa sektor pertanian di wilayah ini didominasi oleh petani berusia lanjut mencapai 93 persen dan petani milenial hanya sebesar 7 persen. Hal tersebut mendasari pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk mendeklarasikan program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami) pada tanggal 12 Mei 2022. Program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami) bertujuan untuk mendorong generasi milenial untuk terlibat dalam kegiatan pertanian dengan memberikan pendampingan, pelatihan, dan bantuan teknis serta finansial. Keberhasilan pemerintah dalam program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami) dapat dipengaruhi oleh persepsi petani terhadap program ini. Penerimaan dan penilaian petani pada program ini tergantung pada persepsi masing-masing petani. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan faktor-faktor pembentuk persepsi petani (pendidikan nonformal, pengalaman petani, luas lahan, lingkungan sosial, dan lingkungan ekonomi) serta persepsi petani pada program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami) di Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo; (2) menganalisis pengaruh faktor-faktor pembentuk persepsi petani (pendidikan nonformal, pengalaman petani, luas lahan, lingkungan sosial, dan lingkungan ekonomi) dengan persepsi petani pada program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami) di Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan teknik survei. Teknik survei dilakukan dengan memberikan pertanyaan terstruktur kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, berada di Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo karena berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Perikanan, Kecamatan Bulu merupakan kecamatan yang paling sedikit dalam mengikuti program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami). Sampel penelitian berjumlah 70 responden dan ditentukan dengan teknik proportional random sampling. Analisis data menggunakan uji regresi linear berganda dengan program IBM SPSS Statistics 25. 

Persepsi dalam penelitian ini ditinjau melalui penerimaan dan penilaian. Penerimaan merujuk pada cara individu atau kelompok individu menanggapi atau menerima informasi, rangsangan, atau pengalaman yang diterima dari suatu ingkungan atau situasi tertentu, dalam konteks ini terkait dengan program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami). Penilaian merujuk pada tahap di mana individu atau kelompok orang mengevaluasi atau menilai informasi, rangsangan, atau pengalaman yang diterima dari lingkungan atausituasi tertentu, dalam konteks ini terkait dengan program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pendidikan nonformal, pengalaman petani, luas lahan, lingkungan sosial termasuk dalam kategori baik, sedangkan lingkungan ekonomi termasuk dalam kategori kurang baik. Persepsi petani pada program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami) di Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kategori baik hingga sangat baik, dilihat dari penerimaan dan penilaian petani. (2) Hasil analisis regresi linear berganda dengan taraf α = 5% menunjukkan bahwa persepsi petani pada program Gerakan Membangun Petani Milenial (Gerbang Tami) dipengaruhi oleh pendidikan nonformal (sig = 0,000); pengalaman petani (sig = 0,000); lingkungan sosial (sig = 0,000), sedangkan variabel luas lahan dan lingkungan ekonomi tidak berpengaruh signifikan.