Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis mengenai kedudukan kuasa menjual yang dibuat dengan didahului dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli pada pelaksanaan pembuatan Akta Jual Beli apabila pemberi kuasa meninggal dunia dan perlindungan hukum terhadap pembeli yang sudah memegang kuasa menjual yang dibuat dengan didahului Perjanjian Pengikatan Jual Beli apabila pemberi kuasa (penjual) meninggal dunia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif, bersifat prespektif, menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual, jenis dan sumber data yang digunakan yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, dan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kedudukan kuasa menjual yang dibuat dengan didahului Perjanjian Pengikatan Jual Beli pada pelaksanaan pembuatan Akta Jual Beli apabila pemberi kuasa meninggal adalah kuasa mutlak. Kuasa menjual yang diberikan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli merupakan kuasa yang tidak dapat ditarik kembali maupun berakhir karena sebab-sebab apapun dalam hal ini mengesampingkan Pasal 1813 dan 1814 KUHPerdata, sehingga jika semua persyaratan telah dipenuhi maka dapat dilanjutkan ke proses pembuatan Akta Jual Beli dihadapan PPAT dan balik nama sertifikat di Kantor Pertanahan walaupun pemberi kuasa (penjual) meninggal dunia. Perlindungan hukum terhadap pembeli yang sudah memegang kuasa menjual yang dibuat dengan didahului berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli lunas apabila pemberi kuasa (penjual) meninggal dunia adalah kuat dan sempurna karena sifat pembuktian dari Perjanjian Pengikatan Jual Beli lunas dan kuasa menjual yang dibuat dalam bentuk akta autentik dihadapan Notaris serta pembeli yang beritikad baik perlu dilindungi, sehingga dalam hal ini pembeli yang sudah memenuhi kewajibannya secara hukum pembeli mendapatkan perlindungan hukum guna mencegah terjadinya sengketa dikemudian hari.