Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir jumlah kecelakaan di Kota Surakarta terus mengalami peningkatan, penurunan terjadi pada tahun 2020 – 2021 akibat dari pemberlakuan kebijakan social distancing akibat adanya COVID-19. Meramalkan jumlah kejadian kecelakaan dapat menjadi informasi yang berharga untuk pemerintah atau pihak terkait dalam mengkaji aturan keselamatan guna mencegah naiknya angka kecelakaan dalam beberapa waktu yang akan datang. Salah satu metode peramalan yang dapat digunakan adalah metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average). Namun, peramalan pasti memiliki tingkat kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi metode ARIMA dalam memprediksi frekuensi kecelakaan di Kota Surakarta. Metode akurasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mean Absolute Error (MAE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Selain mengevaluasi metode ARIMA, penelitian ini juga menghitung prediksi frekuensi kecelakaan lalu lintas yang akan terjadi di Kota Surakarta pada tahun 2024 – 2025. Hasil evaluasi akurasi menggunakan MAE untuk rentang satu tahun menunjukkan rata-rata sebesar 24,39; rentang dua tahun sebesar 29,90; dan rentang tiga tahun sebesar 18,25. Sedangkan, evaluasi akurasi menggunakan MAPE untuk rentang satu tahun menunjukkan rata-rata 49,00%; rentang dua tahun 39.61%; dan rentang tiga tahun sebesar 26,36%. Selain itu, evaluasi akurasi juga dilakukan untuk rentang data tujuh tahun guna mengetahui apakah semakin panjang rentang data akan mempengaruhi hasil keakuratan ARIMA model. Hasil evaluasi akurasi untuk rentang data tujuh tahun didapatkan nilai MAE adalah 21,78 dan nilai MAPE 31,65%. Pada data tahun prediksi yang sama, rentang data tiga tahun memiliki nilai MAPE lebih tinggi 14,27% jika dibandingkan dengan rentang data tujuh tahun. Hasil prediksi frekuensi kecelakaan dengan menggunakan model ARIMA (2,1,0) menghasilkan total frekuensi kejadian kecelakaan untuk tahun 2024 adalah 1439 kejadian kecelakaan, dan untuk tahun 2025 adalah 1517 kejadian kecelakaan.