Latar Belakang: PPOK merupakan keadaan obstruksi saluran napas akibat kelainan saluran napas yang terjadi secara persisten dan progresif. Penilaian derajat obstruksi PPOK dapat dinilai menggunakan nilai FEV1(%) berdasarkan hasil pemeriksaan spirometri dan diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi GOLD. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi nilai FEV1(%) dan IMT merupakan salah satu di antaranya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan antara IMT dengan derajat obstruksi saluran napas pada penderita PPOK di Rumah Sakit UNS.

Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder rekam medis dengan studi analitik observasional pendekatan cross-sectional. Data rekam medis yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari nilai FEV1 dan FEV1 prediksi, TB, BB, usia, jenis kelamin, riwayat merokok dan pekerjaan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 55 subjek penelitian. Dilakukan analisis univariat dan bivariat uji spearman rank dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 29.0 for Windows.

Hasil: Pada penelitian ini didapatkan dominansi pada jenis kelamin laki-laki (52,7%), usia 61-70 tahun (43,6%), riwayat tidak merokok (49,1%), pekerjaan tidak berisiko (61,8%), derajat obstruksi sedang GOLD2 (45,5%) dan IMT normal (41,8%). Berdasarkan uji spearman rank didapatkan nilai signifikansi (p) 0,555 (p >0,05) dengan koefisien korelasi (ρ) -0,81.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan derajat obstruksi pasien PPOK di Rumah Sakit UNS.