Tanah vital peranannya bagi semua kehidupan, tanah mampu mendukung kehidupan, menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo dijadikan suatu kawasan eduwisata. Masalah yang sering timbul di hutan yaitu tumbangnya pohon. Sebagai modal utama dari wisata alam yaitu menjamin keamanan dan keselamatan pengunjung, sehingga diperlukan pengembangan dan peningkatan sarana prasarananya. Survei di lapangan menunjukkan jenis tanah di KHDTK yaitu Alfisol. Pinus (Pinus merkusii) merupakan tegakan yang mendominasi di KHDTK. Penelitian terdiri dari analisis sifat fisik tanah dan analisis kesehatan tegakan pinus secara visual. Hasil penelitian menunjukkan sifat fisik tanah di KHDTK Gunung Bromo UNS yaitu kadar lengas termasuk dalam kelas sedang (lapisan atas 5,26%-9,9% dan lapisan bawah yaitu 5,46%-11,54%), porositasnya kurang baik (40%-50%). permeabilitas lambat, laju infiltrasi cepat hingga sangat cepat, tekstur didominasi oleh fraksi klei. Cluster tegakan pinus yang termasuk dalam kelas sehat antara lain P6 (2000), P5 (1996), P9 (2003), dan P7 (2001), sedangkan cluster yang termasuk dalam kelas kerusakan ringan antara lain P1 (1973), P2 (1977), P4(1994), P10 (2007), P8 (2002), dan P3 (1991). Hasil analisis korelasi (pearson) antara sifat fisik tanah Alfisol dengan kesehatan tegakan pinus menunjukkan bahwa Sifat fisik tanah Alfisol yaitu bobot jenis dan laju infiltrasi tanah berkorelasi sangat nyata dengan kesehatan tegakan pinus (Pinus merkusii).