Upaya pemberantasan praktik Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing (IUU Fishing) telah dilakukan, di level internasional berupa Sustainable Development Goals, maupun level nasional melalui UU Nomor 31 Tahun 2004. Namun praktik ini masih ditemukan, khususnya di Indonesia. Hal ini mendasari perlunya analisis kebijakan berupa evaluasi program terkait pengentasan praktik tersebut. Penelitian ini didesain untuk mendapatkan gambaran respon publik terhadap program pengawasan pengelolaan SDKP tentang pengentasan IUU Fishing di Indonesia pada tahun 2014 s/d 2019, sebagai representasi evaluasi kebijakan publik. Kriteria evaluasi yang dipilih dalam penelitian adalah responsivitas, dan dilakukan dengan mengeksplorasi: (1) klasifikasi respon publik, (2) wacana dalam setiap respon, (3) aktor pemberi respon, serta (4) interaksi antar aktor terlibat. Penelitian dirancang dengan metode campuran berjenis exploratory sequential mixed method, berfokus pada respon publik, dan Indonesia sebagai lokus penelitian. Data unggahan twitter dihimpun sebagai materi penelitian, dianalisis dengan teknik analisis Discourse Network Analysis (DNA), dengan alat bantu bernama netlytic. Peta respon publik, peta wacana, serta peta aktor (profil dan jaringan aktor) menjadi keluaran penelitian. Lima klasifikasi respon publik, delapan kategori wacana, delapan kategori profil aktor dan empat kategori jenis aktor ditemukan muncul dalam hasil penelitian. Respon positif mendominasi hasil, dengan respon positif Adaptif-konformistis sebagai peringkat tertinggi. Wacana Penegakan Hukum secara signifikan lebih banyak dievaluasi, sedangkan kata/frasa yang sering dikicaukan adalah Indonesia, IUUF, Perang, Penangkapan Ikan Ilegal, dan Kerja Sama. Aktor berlatar belakang Masyarakat, Media, dan Non-Governmental Organization, serta jenis aktor Crowds (Umum) dan Context Setters (Penyusun wacana) mendominasi perbincangan tentang evaluasi program. 5 aktor sebagai kontributor dengan unggahan terbanyak, 5 aktor yang dominan dalam jaringan nama, serta 5 aktor yang dominan dalam jaringan rantai, ditemukan sebagai hasil analisis jaringan aktor. Analisis ini juga menunjukkan bahwa tidak ada aktor yang signifikan dominan, hubungan antar aktor cenderung sedikit dan tidak terlalu terhubung, hubungan timbal balik jarang ditemukan, pembentukan klaster terdeteksi sangat kuat, serta pertentangan sentimen antar aktor hanya ditemukan dalam jaringan nama aktor.