Kepemimpinan kolaboratif telah banyak mendapat perhatian peneliti sebagai alternatif gaya kepemimpinan pada era baru, termasuk era Revolusi Industri 4.0. Elkington (2018) berpendapat bahwa skema kepemimpinan memegang peran penting sebagai modal sosial di berbagai sektor ekonomi yang akan memperkuat VUCA Prime yang terdiri dari visi, pemahaman, kejelasan, dan agilitas. La menambahkan bahwa mekanisme Big Data akan dapat mendukung pengambilan keputusan yang terpat dan efektif, serta mengembangkan agilitas yang mendukung pencapaian visi perusahaan atau organisasi. Porat (2018), dalam penelitiannya juga mengemukakan pentingnya perubahan pada paradigma serta pendekatan-pendekatan dalam kepemimpinan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Dengan menggunakan social network analysis, Porat memberikan sebuah cara untuk mengukur kepemimpinan serta masukan kapada pemimpin untuk mengadopsi cara pandang yang luas dengan banyak fokus dalam memahami kompleksitas kepemimpinan. Buku ini merupakan salah satu jawaban atas keingintahuan masyarakat tentang konsep kepemimpinan di dunia, yang telah mengalami perubahan oleh karena faktor budaya, tantangan jaman, teknologi, dan mindset manusia. Ternyata di era disrupsi ini, Collaborative Leadership dengan model pentahelix dianggap sangat cocok dimiliki oleh institusi pemerintah, pimpinan pendidikan, pimpinan industri serta dunia kerja untuk mendukung strategi penyusunan kebijakan pengembangan sumberdaya manusia yang unggul dan utuh dalam menghadapi tantangan era VUCA yang berubah sangat cepat dan dinamis. Selain itu juga dibahas perbandingan karakter model-model kepemimpinan, baik Situasional; Kontingensi; Transaksional; Transformasional; Jalur-Tujuan dan Laissez Faire; serta Kepemimpinan Mutu, cukup memberikan pemahaman bagaimana suatu bangsa mempersiapkan generasi muda dengan kemampuan sumberdaya manusia yang unggul dan utuh.