Dalam suatu perjanjian seringkali terjadinya wanprestasi yang dilakukan baik oleh debitur maupun kreditur. Salah satu kasus wanprestasi yang terjadi adalah wanprestasi dalam perjanjian kemitraan yang dilakukan oleh mitra GOJEK. Untuk melindungi para pihak yang dirugikan akibat wanprestasi yang telah terjadi maka harus ada perlindungan hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur. Oleh karena itu, penelitian hukum ini bertujuan untuk menganalisis akibat hukum peralihan perjanjian jual beli akun GOJEK dan kemudian menganalisis perlindungan hukum bagi konsumen akibat peralihan perjanjian jual beli akun GOJEK apabila konsumen mengalami kerugian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif yang bersifat perspektif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan kosneptual, serta pendekatan kasus. Berdasarkan penelitian hukum ini, penulis menyimpulkan bahwa wanprestasi yang dilakukan oleh mitra GOJEK yaitu tidak melakukan apa yang telah disanggupi akan dilakukannya dan melakukan sesuatu perbuatan yang menurut perjanjian tidak dapat dilakukan serta bentuk perlindungan hukum bagi konsumen sebagai akibat peralihan perjanjian jual beli akun GOJEK yaitu berupa perlindungan hukum internal bersumber dari perjanjian kemitraan dan perlindungan hukum eksternal bersumber dari Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen yang berlaku di Indonesia.