Perusahaan rintisan (startup) hadir sebagai disruptor bisnis dengan ragam inovasinya. Meningkatnya jumlah perusahaan rintisan dan jumlah Generasi Z yang terjun ke dunia kerja membawa peluang baru pada pasar tenaga kerja di Provinsi Daerah Khusus Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika aspek permintaan dan penawaran pasar tenaga kerja antara perusahaan rintisan (startup) dan Generasi Z di Provinsi Daerah Khusus Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mix method) dengan tiga alat analisis, meliputi ATLAS.ti, regresi logistik, dan SWOT. ATLAS.ti dan SWOT digunakan untuk menganalisis data kualitatif serta regresi logistik untuk menganalisis data kuantitatif. Data yang digunakan terdiri dari data primer yang diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner serta data sekunder yang diperoleh melalui studi literatur. Hasil pemetaan aspek permintaan pasar tenaga kerja menggunakan ATLAS.ti menghasilkan empat kategori yaitu proses rekrutmen, ekspektasi, faktor pendorong, dan faktor penghambat. Hasil uji regresi logistik mengenai aspek penawaran pasar tenaga kerja menggunakan SPSS, ditemukan bahwa hanya variabel gaji/kompensasi, budaya kerja, dan pengembangan keterampilan (skill) berpengaruh signifikan terhadap minat Generasi Z untuk kembali bekerja di perusahaan rintisan, sementara, variabel motivasi diri, jenis kelamin, usia, dan kualifikasi pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan. Kemudian, hasil analisis ATLAS.ti menggambarkan alasan lebih dalam mengenai minat Generasi Z kembali bekerja di perusahaan rintisan yang dipetakan dalam empat kategori yaitu motivasi diri, gaji/kompensasi, budaya kerja, dan pengembangan keterampilan (skill). Informasi mengenai dinamika sisi permintaan dan penawaran pasar tenaga kerja disajikan melalui tabel SWOT dan dirumuskan empat kategori strategi meninjau unsur kekuatan-peluang, kekuatan-ancaman, kelemahan-peluang, dan kelemahan-ancaman. Hasil penelitian ini menyarankan agar perusahaan rintisan memaksimalkan proses rekrutmen, Generasi Z bersiap sebelum terjun ke dunia kerja, pemerintah memerhatikan program inkubasi startup dan pengembangan keterampilan bagi Generasi Z, dan peneliti selanjutnya menambahkan variabel lain yang dapat memberikan pengetahuan baru seputar penyerapan pasar tenaga kerja Generasi Z pada perusahaan rintisan (startup).