Diabetes melitus tipe 2 adalah diabetes yang dilatarbelakangi oleh resistensi insulin dan sindrom metabolik. Fokus utama manajemen terapi penyakit pada pasien diabetes melitus tipe 2 adalah kontrol glikemik atau pengendalian gula darah. Keberhasilan manajemen terapi antidiabetes dapat digambarkan dengan parameter outcome klinis, salah satunya adalah gula darah puasa (GDP). Salah satu prediktor kontrol glikemik yang buruk pada pasien diabetes melitus tipe 2 adalah kualitas hidup yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas hidup dan outcome klinis pada pasien diabetes melitus tipe 2 di fasilitas pelayanan kesehatan primer. Penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional melalui kuesioner dan retrospektif melalui data rekam medis. Penelitian dilakukan di puskesmas wilayah Surakarta pada bulan Maret-Mei 2025. Kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner ADDQoL-19, sedangkan data outcome klinis diperoleh dari rekam medis pasien. Data kualitas hidup dan outcome klinis dianalisis secara deskriptif, kemudian dilakukan uji Chi-square untuk melihat hubungan antara kualitas hidup dan outcome klinis pada pasien diabetes melitus tipe 2. Total sebanyak 98 responden berpatisipasi dalam penelitian ini. Diperoleh nilai rata-rata skor Average Weighted Impact (AWI) untuk kualitas hidup berdasarkan ADDQoL-19 adalah -3,21 dan rata-rata kadar outcome klinis adalah 168,40 mg/dL. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dan outcome klinis pada pasien diabetes melitus tipe 2 (p < 0>