Proses pemerasan pada produksi keset di IKM Keset Karanganyar masih dilakukan secara manual menggunakan tangan, sehingga menimbulkan risiko ergonomi tinggi akibat postur membungkuk dan gerakan berulang. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan postur kerja sebelum dan sesudah penggunaan alat bantu pemeras keset berbasis mekanisme ulir. Metode yang digunakan meliputi observasi lapangan, pengisian kuesioner Nordic Body Map (NBM), pengukuran antropometri, dan simulasi postur kerja. Penilaian risiko postur dilakukan menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum penggunaan alat bantu, skor REBA pada tiga fase kerja berada pada kategori risiko tinggi (10, 8, dan 9) dengan keluhan NBM pada kategori risiko tinggi (skor rata-rata 74). Setelah penggunaan alat bantu, skor REBA menurun menjadi 2, 3, dan 5 dengan dua fase kerja berada pada kategori risiko rendah dan satu fase pada kategori risiko sedang. Kesimpulannya, alat bantu berbasis ulir mampu memperbaiki postur kerja dan menurunkan risiko ergonomi, meskipun masih diperlukan penyempurnaan desain pada tahap pengeluaran bahan dari tabung.