Perkembangan budaya populer yang begitu pesat di kalangan generasi muda menjadi peluang baru dalam pengembangan desain batik kontemporer. Perancangan ini mengangkat karakter Monkey D. Luffy dari serial animasi One Piece sebagai sumber ide visual yang digambarkan dengan penggayaan wayang beber Pacitan. Tujuannya untuk memperkenalkan batik sebagai media ekspresi yang lebih dekat dengan budaya anak muda, serta melestarikan seni tradisional wayang beber Pacitan yang mulai jarang dikenal. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode penciptaan tiga tahap enam langkah dari SP Gustami, meliputi eksplorasi, perancangan, dan perwujudan karya. Teknik yang digunakan pada karya batik tulis kontemporer ini adalah teknik batik tulis dan pewarnaan menggunakan teknik colet yang memakai zat pewarna remasol untuk mendapatkan warna yang cerah. Perancangan batik tulis kontemporer ini mempertimbangkan unsur estetika, fungsi, dan segmentasi pasar anak muda usia 20–35 tahun yang menyukai tokoh Monkey D. Luffy. Hasil dari perancangan ini adalah motif batik kontemporer yang menggambarkan karakter Monkey D. Luffy dalam visualisasi wayang beber Pacitan, diaplikasikan pada produk busana kasual berupa kemeja. Perancangan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan motif batik modern yang tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal namun dikemas secara segar dan relevan dengan zaman.