Pendahuluan: Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung sejak tahun 2020 membawa banyak sekali dampak dalam kehidupan manusia, termasuk kesehatan mental. Terdapat peningkatan kasus gangguan mental berupa kecemasan, depresi, dan juga PTSD di seluruh dunia. Peningkatan kecemasan pun juga terjadi mahasiswa yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti ekonomi, sarana prasarana yang tidak mendukung, ataupun infeksi COVID-19 itu sendiri. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa preklinik dan dokter muda selama pandemi COVID-19 berlangsung.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2021. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling dan didapatkan 92 sampel. Tingkat kecemasan diukur menggunakan kuisioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS). Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan.

Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan secara statistik pada mahasiswa preklinik dan dokter muda selama pandemi COVID-19 berlangsung (p-value = 0,178).

Simpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara mahasiswa preklinik dengan dokter muda di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret semasa pandemi COVID-19.