Program Kampung Iklim (Proklim) merupakan kegiatan yang memadukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim pada tingkat tapak dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan berbagai pihak pendukung. Tujuan Proklim diarahkan untuk mendukung kebijakan pembangunan menuju rendah karbon dan berkomitmen untuk mencapai Sustainable Development Goals serta mewujudkan Kab. Sukoharjo yang memiliki Kampung Bersih, Sehat, Rapi dan Indah. Pengimplementasian Proklim kepada masyarakat diperlukan sebuah proses komunikasi yang harus dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo dalam implementasi Proklim. Metode dasar penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara (indepth interview), dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan analisis interaktif Miles Huberman. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kampung iklim yang terbentuk di Kabupaten Sukoharjo terus meningkat yaitu berjumlah 42 lokasi. Proses komunikasi dilakukan secara konsisten oleh Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Fasilitator Proklim dan menggandeng tokoh masyarakat di lokasi kampung iklimn sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing dengan memperhatikan unsur-unsur komunikasi. Upaya yang dilakukan oleh komunikator melalui proses komunikasi, secara umum sudah memberikan dampak tetapi belum secara keseluruhan bagi masyarakat, khususnya bagi lokasi kampung iklim yang baru terbentuk karena kurangnya monitoring dan dukungan dari stakeholder. Implementasi kegiatan adaptasi dan mitigasi menandakan pemahaman pesan yang disampaikan serta wujud kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.